KAB. BANDUNG - Ismi Sabila (6), anak perempuan penyandang spastic cerebral palsy asal Desa Jelekong, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung itu kini bisa segera kembali menjalani terapi di RSUD Al Ihsan, setelah tunggakan BPJS Kesehatan dibantu pelunasannya oleh Indonesia Berbagi, pada Jum’at, 6 Oktober 2023.

Ketika Ismi baru berusia 4 bulan, kedua orang tuanya baru mengetahui bahwa tulang belakang Ismi itu bengkok. Karena tulang belakangnya bengkok, bicaranya pun terganggu, dan tangan kirinya juga bengkok.

Dalam rentang tersebut, kedua orang tuanya membawa Ismi berobat, sampai pada usia 1 tahunan, Ismi didiagonis menyandang spastic cerebral palsy. Sejak saat itu, Ismi menjalani terapi pengobatan di RSUD Al Ihsan. Karena keterbatasan ekonomi, Aji (41), ayah Ismi tidak mampu lagi membayar iuran BPJS Kesehatan sejak 2 tahun silam, sehingga otomatis Ismi tidak bisa mendapatkan terapi. 

Ustadz Toto (56), salah satu tokoh pegiat kemanusiaan di daerah Baleendah, menyampaikan permasalahan tersebut kepada Indonesia Berbagi. Tim Indonesia Berbagi tergerak untuk mengecek langsung kondisi Ismi dan keluarganya, serta memvalidasi informasi yang didapatkan sebelumnya. Hingga akhirnya, ada donatur yang tergerak hatinya untuk membantu Ismi.

Penyerahan pelunasan BPJS Kesehatan secara simbolis dilakukan Ganjar Mutaqin, manajer program Indonesia Berbagi, kepada Aji, ayah Ismi, yang disaksikan secara langsung oleh Dadan Sundana, Ketua Yayasan Indonesia Berbagi.

Ganjar mengatakan bahwa kedatangannya bersama tim di hari itu, bermaksud menyampaikan amanah dari donatur, sehingga bisa memaksimalkan ikhtiar agar Ismi semakin sehat dan bisa terapi kembali.

“Proses pengaktifkan kembali akun BPJS Kesehatannya, membutuhkan waktu ±2 pekan. Dan akan langsung diganti yang semula BPJS Mandiri menjadi BPJS PBI, sehingga kedepannya tidak perlu lagi membayar iuran BPJS Kesehatan,” ucapnya.

Selain pelunasan tunggakan BPJS Kesehatan, Indonesia Berbagi pun menyerahkan paket bantuan nutrisi untuk Ismi, karena penyandang cerebral palsy sangat rentan terjadi malnutrisi. Hal ini, bisa terlihat dari bobot Ismi yang jauh dari anak seusianya.

Yulianti (34), ibu Ismi, tidak sanggup berkata-kata banyak atas bantuan yang diterima untuk anak keduanya tersebut. Hanya bisa mendo’akan donatur, semoga diberikan balasan oleh Allah SWT.

(Nursyamsiah)