MENELADANI AKHLAK RASULULLAH SAW
Kamis, 20 Oktober 2022 11:50:14 | Admin
Oleh : H. Deni Mardiana, Lc.
Pengantar
Islam adalah agama yang penuh dengan tuntunan. Seluruh aktivitas manusia dibimbing dan dibingkai dengan tuntunan yang mulia dalam rangka memuliakan manusia dihadapan Allah SWT. Tidak ada yang telepas dari tuntunan islam, baik kaitannya dengan urusan pribadi, urusan kehidupannya di masyarakat, hubungan manusia dengan makhluk lain sampai urusan kenegaraan pun islam menuntunnya dengan sempurna. Maka berbahagialah mereka yang diberikan hidayah islam lalu Allah tuntun dengan taufiq-Nya berupa kemudahan dalam mengimplementasikan nilai-nilai akhlaq islami dalam kehidupannya dan selalu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi orang lain karena keluhuran akhlak yang dimilikinya.
Rasulullah adalah manusia pilihan Allah, Nabi dan Rasul terakhir yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi kehidupan setiap insan beriman. Akhlaknya mulia, tidak ada sedikitpun kecacatan padanya. Tutur katanya lembut kepada sesama muslim, namun keras dan tegas kepada kedholiman dan kekafiran. Sikapnya penuh pesona, tidak ada sedikitpun cela dari seluruh perilaku beliau baik sebagai seorang pribadi, seorang pemimpin di keluarga, sebagai pemuka masyarakat dan sebagai seorang leader/pemimpin bagi para sahabat pada waktu itu. Pandai menyembunyikan resah dan gelisah, pandai menempatkan marah dan pandai menarik simpati bagi siapapun orang yang bertemu dengannya. Sikap-sikap inilah yang menjadi daya tarik musuh-musuh islam untuk memeluk islam dan ingin bergabung menjadi pengikut Rasulullah Saw. Allah mengabadikannya dalam Al-Quran:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً ) الأحزاب:21)
“Sungguh telah ada dalam diri Rasulullah Saw suri teladan yang baik bagimu yaitu yang mengharapkan (keridhoan) Alloh, kedatangan hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. (QS. Al-Ahzab: 21)
Suatu ketika beliau pernah bersabda bahwa visi dan misi beliau diutus menjadi Nabi dan Rasul, karena harus menjadi penyempurna akhlaq manusia. Beliau disetting oleh Allah untuk menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi siapapun yang beriman kepadanya. Michael Heart -seorang penulis barat- bahkan menempatkannya sebagai the number one diantara para pemimpin dunia yang pernah ada. Salah satu alasannya menurut dia karena Rasulullah Muhammad Saw telah berhasil menjadi pemimpin peradaban dunia, dan beliau memimpin dengan akhlaknya.
Meneladani akhlak Rasul menjadi kewajiban bagi siapa saja yang mengaku sebagai umatnya. Mempelajari dan mengkaji seluruh dokumen tentang keluhuran akhlak Muhammad Saw harus menjadi perhatian besar kaum muslimin hari ini. Bukankah hari ini kita bersepakat bahwa kita sedang mengalami krisis multidimensi? Bukankah krisis itu salah satunya adalah hilangnya keteladanan dalam kehidupan kita? Maka tentu solusinya harus segera mengangkat seluruh dimensi akhlak Rasul ke permukaan. Melakukan kristalisasi akhlaq Rasul dalam kehidupan dan kepribadian kita. Sehingga kita pun hadir ditengah umat memancarkan aura akhlak Rasulullah Saw.
Keutamaan Memiliki Akhlaq Mulia
Untuk menambah pengetahuan dan keimanan kita khususnya tentang pentingnya memiliki akhlak mulia, berikut saya sampaikan beberapa hadits Nabi tentang keutamaan berakhlak mulia:
- Rasulullah Saw bersabda: “Paling dekat dengan aku kedudukannya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya.” (HR. Muslim)
- Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya seorang Mukmin-karena kebaikan akhlaknya-menyamai derajat orang yang biasa melakukan shaum dan menunaikan shalat malam.” (HR Abu Dawud)
- Dari Abu Ad-Darda' radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي المِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ، وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat”. (Sunan Tirmidzi)
- Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat kedudukannya dengan majelisku pada Hari Kiamat nanti adalah orang yang paling baik akhlaknya. Sebaliknya, orang yang aku benci dan paling jauh dari diriku adalah orang yang terlalu banyak bicara (yang tidak bermanfaat) dan sombong.” (HR at-Tirmidzi)
Rasulullah Saw pun menyebut Muslim yang berakhlak mulia sebagai manusia terbaik. Beliau bersabda, “Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
- Seorang sahabat bernama An-Nawwaas bin Sim'aan Al-Anshary radiyallahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam tentang kebaikan dan keburukan, dan Rasulullah menjawab:
«الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ، وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ» [صحيح مسلم]
“Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan keburukan adalah sesuatu yang mengganjal di dadamu (hatimu), dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya.” (Sahih Muslim)
- Dari Abu Umamah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ» [سنن أبي داود: حسن]
“Saya menjamin sebuah rumah tepi surga bagi orang meninggalkan debat sekalipun ia benar, dan sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang tidak berbohong sekalipun hanya bergurau, dan rumah di atas surga bagi orang yang mulia akhlaknya.” (Sunan Abi Daud: Hasan)
- Dari Jabir bin Samurah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ إِسْلَامًا، أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا " [مسند أحمد: صحيح]
“Sesungguhnya orang yang paling baik keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (Musnad Ahmad: Sahih)
- Dari Jabir radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالمُتَشَدِّقُونَ وَالمُتَفَيْهِقُونَ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Sesungguhnya yang paling aku cintai dari kalian dan yang paling dekat tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang paling mulia akhlaknya, dan yang paling aku benci dari kalian dan yan paling jauh tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang banyak bicara, angkuh dalam berbicara, dan sombong.” (Sunan Tirmidzi: Sahih)
- Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لن تسعوا الناس بأموالكم ولكن يسعهم منكم بسط الوجه وحسن الخلق [مسند البزار: حسنه الألباني]
“Kalian tidak akan mempu memberi kepada semua orang dengan hartamu, akan tetapi kamu bisa memberi kepada semua orang dengan senyuman dan akhlak mulia.” (Musnad Al-Bazzar: Hasan)
Dari Ibnu Mas'ud dan Aisyah, Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa:
" اللهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِيْ، فَأَحْسِنْ خُلُقِيْ "
“Ya Allah .. Engkau telah memuliakan penciptaanku, maka muliakanlah akhlakku.” (Musnad Ahmad: Sahih)
- Jabir bin Abdillah radiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam ketika memulai salat ia bertakbir kemudian membaca ...
«إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَعْمَالِ وَأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَقِنِي سَيِّئَ الْأَعْمَالِ وَسَيِّئَ الْأَخْلَاقِ لَا يَقِي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ»
“Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku bagian dari orang Islam, Ya Allah berilah aku amalan yang terbaik dan akhlak yang paling mulia, tiada yang bisa memberi yang terbaik selain Engkau, dan lindungilah aku dari amalan dan akhlak yang buruk, tidak ada yang bisa melindungiku dari hal yang buruk selain Engkau.” (Sunan An-Nasa'i)
- Ummu Salamah, isteri Nabi Saw bertanya,”Ya Rasulullah, seorang wanita dari kami ada yang kawin dua, tiga dan empat kali lalu dia wafat dan masuk surga bersama suami-suaminya juga. Siapakah kelak yang akan menjadi suaminya di surga?” Nabi Saw menjawab, “Dia disuruh memilih dan yang dia pilih adalah yang paling baik akhlaknya dengan berkata, “Ya Rabbku, orang ini ketika dalam negeri dunia paling baik akhlaknya terhadapku. Kawinkanlah aku dengan dia. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan akhirat.” (HR. Ath-Thabrani)
- Rasul bersabda: “Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang bila diketahui orang lain.” (HR. Muslim)
- Rasulullah bersabda: “Jauhilah segala yang haram niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah. Relalah dengan pembagian (rezeki) Allah kepadamu niscaya kamu menjadi orang paling kaya. Berperilakulah yang baik kepada tetanggamu niscaya kamu termasuk orang mukmin. Cintailah orang lain pada hal-hal yang kamu cintai bagi dirimu sendiri niscaya kamu tergolong muslim, dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu mematikan hati.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Rasulullah Saw bersabda: “Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya.” (HR. Ahmad dan Al Hakim)
Bersama Rasulullah Saw di Surga
Akhlak Rasul kepada umatnya sungguh luar biasa. Menjelang detik-detik meninggalnya, beliau mengungkapkan kerinduan yang mendalam kepada seluruh umatnya dimuka bumi: Ummati…ummati…ummati. Itulah ungkapan kerinduan Rasulullah kepada kita. Pertanyaannya hari ini, adakah kita juga merindukan Rasulullah Saw? Jika memang kita rindu, berapa kali dalam sehari kita bershalawat kepadanya? Selama ini, sudah berapa sunnah yang telah kita ikuti dan jadikan kebiasaan dalam hidup kita? Jika memang rindu itu mengharu biru, kapan engkau akan menziarahi kuburnya, atau untuk sekedar sujud lirih dimasjid kesayangannya, menelusuri jejak-jejak kehidupan yang dulu pernah dilaluinya selama di Makkah dan Madinah? Jika rindu itu memang benar adanya, sudah sejauh mana engkau menjadi penerus risalah perjuangannya, menjadi para penyeru kebaikan dengan penuh hikmah dan akhlak mulia? Rasulullah memang jauh dari kita, bahkan kita belum pernah menemuinya walaupun dalam mimpi. Hanya satu kesempatan kita bisa menemuinya. Yaah, di Surga nan mulia itulah kesempatan kita bertemu dengan kekasih Alloh itu. Di sana, kita diberi kesempatan seluas-luasnya memeluk beliau, mencurahkan semua kerinduan yang selama ini terpendam. Di sana kita bisa bercengkrama dengannya, mendengarkan nasihat-nasihatnya dan mencium tangan beliau yang harum dan lembut.
Bersama Rasulullah di Surga tentu menjadi dambaan kita semua. Tapi, mungkinkah itu terjadi? Jawabannya sungguh sangat mungkin sekali. Dalam sebuah kesempatan Rasul pernah bersabda bahwa nanti ketika di Surga engkau akan bersama siapa saja yang engkau cintai selama di dunia. Jika hari ini kita terus berupaya menghadirkan cinta kita kepada baginda mulia dengan senantiasa mengikuti petunjuk dan sunnahnya, meneladani akhlaqnya, meneruskan risalah perjuangannya dan senantiasa membelanya, maka bagi Alloh sangat mudah untuk mempertemukan kita bersama Rasulullah muhamad Saw. Namun, di saat kita masih jauh dari sunnah, enggan untuk berubah menjadi lebih baik dengan tuntunan akhlaq Rasulullah, menjadi pembela kebathilan dan selalu bersikap nyinyir terhadap risalah yang dibawanya, maka jangan pernah berharap bertemu dengan baginda mulia di Surga.
Bersama Rasulullah di Surga, salah satunya terus berupaya melakukan internalisasi akhlak Rasul dalam kehidupan keseharian kita. Karena akhlak mulia kita, itulah nilai dakwah yang tak terhingga. Karena akhlak mulia kita, itulah cahaya hidayah yang mendatangkan keberkahan untuk semesta. Karena akhlak mulia kita, membuat Rasul bangga dan bahagia. Wallahu‘Alam.
Gambar : pixabay.com